Jumat, 06 Mei 2011

PENGERTIAN INTELINGENSI DAN KOGNISI

                                                     

1.      Pengertian Inteligensi

         Dalam membahas fungsi otak terdapat dua pendekatan yaitu pendekatan psikometri dan pemrosesan informasi. Pendekatan psikometri melahirkan istilah Inteligensi dan IQ (Intelligent Quotient) dan pendekatan pemrosesan informasi melahirkan istilah Kognisi (Cognition). Pendekatan psikometri berdasarkan aspek strukturalnya, sedang pendekatan kognisi berdasarkan aspek prosesnya. Pendekatan psikometri disebut juga teori psikometri, karena basisnya terletak pada studi mengenai perbedaan-perbedaan individu atau diferensiasi dari kemampuan-kemampuan individual yang tersembunyi. Penerapan teori ini dalam tes-tes inteligensi dimulai dengan sebuah matriks interkorelasi atau analisis kovarian. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi sumber-sumber “laten” yaitu variasi yang tersembunyi dalam skor-skor tes yang dicapai. Sumber-sumber laten yang dimiliki individu yang satu berbeda dari yang dimiliki individu lain, dan disebut faktor-faktor. Masing-masing faktor tersebut mencerminkan kemampuan individu masing-masing.

         Konsepsi inteligensi yang diukur melalui faktor-faktor sebagai kemampuan yang tersembunyi mengalami perkembangan. Perkembangan konsepsi tentang inteligensi dimulai dari pandangan Terman yang menyatakan bahwa inteligensi bersifat tunggal atau hanya terdiri dari satu faktor saja, yaitu kecerdasan umum. Selanjutnya Charles Spearman menemukan adanya dua faktor utama dalam inteligensi yaitu faktor g (general) dan faktor s (specific). Faktor g tercermin dalam performansi semua tugas intelektual, faktor s menyatakan dirinya dalam satu tugas intelektual saja yang relevan dengan tugas tertentu. Menurut Spearman faktor g lebih banyak bersifat genetis dan faktor s lebih banyak diperoleh melalui latihan dan pendidikan. Pandangan yang lebih representatif yang menggambarkan perbedaan-perbedaan individual adalah pandangan Thurstone (1938 dalam Stenberg, 1985: 5-6). Ia berpendapat bahwa inteligensi terdiri faktor yang jamak (multiple factors), mencakup tujuh kemampuan mental utama (primary mental abilities),

yaitu:
a)       Pemahaman verbal (verbal comprehension). Kemampuan ini biasanya diukur melalui tes-tes kosa kata, termasuk sinonim dan lawan kata, dan tes-tes kemampuan menyimak bacaan.
b)   Kecepatan verbal (verbal fluency). Kemampuan ini biasanya diukur melalui tes-tes yang menuntut kecepatan dan ketepatan menghasilkan kata-kata, misalnya dalam waktu yang singkat mampu menghasilkan sebanyak mungkin kata yang dimulai dengan huruf d.
c)      Bilangan (number). Kemampuan ini biasanya diukur melalui pemecahan masalah-masalah aritmatika. Dalam tes ini sangat ditekankan tidak hanya masalah-masalah perhitungan dan pemikiran, tetapi juga penguasaan atas pengetahuan yang sudah ada sebelumnya.
d)    Visualisasi spasial (spatial visualization). Kemampuan ini biasanya diukur dengan tes-tes yang menuntut manipulasi mental atas simbol-simbol atau bangun-bangun geometris.
e)        Ingatan (memory). Kemampuan ini biasanya diukur melalui tes mengingat kembali kata-kata atau kalimat yang dihafal dari gambar-gambar yang disertai keterangan gambar (kata-kata).
f)       Pemikiran (reasoning). Kemampuan ini biasanya diukur melalui tes-tes analogi-analogi (misalnya: Pengacara, Klien, Dokter,…. dan lain-lain), atau rangkaian huruf atau angka untuk diselesaikan (2, 4, 7, 11, …, …., …., ….).
g)   Kecepatan persepsi (perceptual speed). Kemampuan ini biasanya diukur melalui tes-tes yang menuntut pengenalan simbol-simbol secara cepat, misalnya kecepatan menyilang atau memberi tanda pada huruf f yang terdapat dalam deretan huruf-huruf (Stenberg, 1985: 5-6).


Sumber : Prof.Heru